TUGAS MATEMATIKA dan IAD
Peran Metode Ilmiah Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kelompok 6
1.
Anggi Fitaloka 10512905
2.
Arindi Azraningtyas Putri 11512134
3.
Diah Eka Wulandari 12512014
4.
Intan Faradina 13512745
5.
Rikzan Akbar 16512384
6.
Siti Rohani 17512085
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
A.
Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah
adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode Ilmiah merupakan suatu cara
sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan
terkontrol. Menurut A. Nashrudin, S.IP, M,Si (dossuwanda.wordpress.com ),
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka
metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikas
1.
Pengertian Metode Berfikir Ilmiah
Pengertian
Metode Berpikir Ilmiah Secara etimologi, metode berasal dari bahasa yunani
yaitu kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu) dan hodos (jalan yang harus
ditempuh). jadi metode adalah langkah-langkah (cara dan teknis) yang diambil,
menurut urutan atau sistematika tertentu untuk mencapai pengetahuan tertentu,
Metode menurut Senn,merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi
metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat
dalam metode ilmiah.Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik
dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa
suatu pengetahuan baru dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh melalui
kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan
bisa disebut ilmu ,tercantum dalam apa yang dinamakan metode ilmiah. Pendapat
lain mengatakan bahwa metode ilmiah adalah sebuah prosedur yang digunakan
ilmuwan dalam pencarian kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis
terhadap pengetahuan baru dan melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan
yang telah ada.
2.
Tujuan
Penggunaan Metode Ilmiah
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah
adalah tuntutan supaya ilmu pengetahuan bisa terus berkembang seiring
perkembangan zaman dan menjawab tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset
yang dilakukan oleh para ilmuwan guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan (sains) yang akan mempermudah dari persoalan-persoalan manusia.
Metode ilmiah merupakan sebuah konsep
dimana para ilmuwan mencoba untuk meneliti disetiap masing-masing ilmu
pengetahuan yang akan mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dengan menggunakan
metode-metode ilmiah.
3.
Manfaat Metode
Berpikir Ilmiah
Seperti diketahui bahwa berpikir
adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Metode ilmiah merupakan
ekspresi mengenai cara bekerja pikiran,dengan menggunakan metode berpikir
ilmiah manusia bisa terus meng Update pengetahuan menggali dan
mengembangkannya. Sifat ingin tahu pada diri manusia mendorong manusia
mengungkapkan pengetahuan, meski dengan cara dan pendekatan yang berbeda.M.
Solly Lubis menjelaskan bahwa manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena
dua hal: pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat dijadikan media untuk
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikirannya;dan kedua, manusia memiliki
kemampuan berpikir berdasarkan suatu alur dan kerangka berpikir tertentu,
dengan kata lain, bahasa yang komunikatif dan nalar memungkinkan manusia
mengembangkan pengetahuannya, dan nalar sebagai bagian dari kegiatan berpikir
memiliki dua ciri utama yaitu logis dan analitis Secara historis, terdapat
empat cara manusia memperoleh pengetahuan yang tadi disebut sebagai pelekat
dasar kemajuan manusia, keempat cara tersebut adalah:
1) berpegang pada sesuatu yang sudah
ada (metode keteguhan);
2)merujuk kepada pendapat ahli
(metode otoritas);
3) berpegang pada intuisi(metode
intuisi);
4) menggunakan metode ilmiah.
Cara pertama Sampai cara ketiga,
disebut sebagai cara kebanyakan orang, atau orang awam dan cenderung tidak
efisien, dan kurang produktif bahkan terkadang tidak objektif dan tidak rasional.
Sedangkan cara terakhir, yaitu metode ilmiah adalah cara ilmiah
yang dipandang lebih rasional, objektif, efektif dan efisien. Cara yang keempat
ini adalah cara bagaimana para ilmuwan memperoleh ilmu yang dalam prakteknya
metode ilmiah untuk mengungkapkan dan mengembangkan ilmu dikerjakan melalui
cara kerja penelitian.Bahwa manusia disadari atau tidak akan selalu menghadapi
masalah, manusia selalu dituntut untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya
bagaimana seorang nelayan agar bisa mendapatkan ikan yang banyak, petani
agar tanamannya tidak diserang hama dengan hasil yang memuaskan, termasuk
bagaimana cara mendidik anak tentu semua itu ada metode penyelesaiannya
terlepas dari apakah permasalahan itu, modusnya sama dengan yang pernah terjadi
dulu sekalipun dengan tantangan baru maka metode penyelesaiannya pun harus baru
pula. Karena itulah tuhan memberikan manusia akal pikiran, agar manusia
mengoptimalkan fasilitas yang sudah diberikan oleh tuhannya agar bisa menjawab
tantangan zaman dan permasalahan yang muncul dengan seting sosial dan modus
yang berbeda pula. Masalahnya bisakah manusia bercocok tanam, menangkap ikan,
mendidik anak dengan baik tanpa adanya metode tertentu dalam melahirkan
pengetahuan. Dan pengetahuan diperoleh melalui sebuah sistem tata fikir yang
dilakukan manusia, oleh karena itu, hal inimenunjukan bahwa penelitian ilmiah
dengan metode ilmiah memiliki peranan penting dan memberikan manfaat yang
banyak dalam membantu manusia dalam memecahkan permasalahannya. Pengetahuan
mempunyai sistem dan ilmu adalah pengetahuan yang sistematis, pengetahuan yang
dengan sadar menuntut kebenaran, dan melalui metode tertentu.
4.
Prosedur
Berpikir Ilmiah Penalaran rasional dan empiris
Prosedur berfikir ilmiah penalaran
rasional dan empiris merupakan dua model yang selalu menjadi sumber sekaligus
metodologis dalam menghasilkan ilmu pengetahuan, ilmu yang dihasilkan dari
sumber tadi, selalu menuntut dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap
masalah yang dihadapi dari pra anggapan (hipiotesis/dedukasi), pengujian
dilakukan melalui studi lapangan(empiris/induksi). Jadi metode ilmiah adalah
penggabungan antara cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif
(empiris) dalam membangun pengetahuan.Secara rasioanal maka ilmu menyusun
pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu
memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak. Dengan
demikian bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama yakni:
a) Harus konsisten dengan
teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam
teori keilmuan secara keseluruhan; dan
b) Harus cocok dengan
fakta-fakta empiris sebab teori yang sekiranya tidak didukung oleh pengujian
empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
Jadi
logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan logika
induktif dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan dalam sebuah
sistem.Teori apapun konsistennya jika tidak didukung pengujian empiris maka
tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah. begitupun sebaliknya seberapa
pun faktualitasnya fakta-fakta yang ada, tanpa didukung asumsi rasional maka ia
hanya akan menjadi fakta yang mati yang tidak memberikan pengetahuan kepada
manusia.Oleh karena itu, sebelum teruji kebenarannya secara empiris semua
penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara, yang
biasanya disebut hipotesis. Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara
terhadap permasalahan yang kita hadapi, hipotesis berfungsi sebagai penunjuk
jalan yang memungkinkan kita untuk memperoleh jawaban. Hipotesis disusun
berdasarkan cara kerja deduktif, dengan
mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang sudah diketahui sebelumnya.
Penyusunan hipotesis berguna untuk menunjang terjadinya konsistensi pengembangan
ilmu secara keseluruhan dan menimbulkan efek kumulatif dalam kemajuan ilmu.
Hipotesis dapat menjadi jembatan pemanduan antara cara kerja deduksi dan
induksi.Langkah selanjutnya setelah penyusunan hipotesis adalah menguji
hipotesis tersebut dengan mengkonfrontasikannya, mengkomunikasikannya dengan
dunia fisik yang nyata, dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan fakta
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan. fakta-fakta ini bisa bersifat
sederhana yang bisa langsung ditangkap oleh panca indra ada juga yang
harusmenggunakan alat seperti teleskop dan mikroskop.Dengan adanya jembatan
berupa penyusunan hipotesis, metode ilmiah sering dikenal sebagai proses
logico-hypofhetico-verifikafio (logic, hipotetik, sekaligus verifikatif).
Perkawinan berkesinambungan antara deduksi dan induksi disebut dengan prosedur
berpikir ilmiah. proses induksi diperlukan untuk melakukanvverifikasi atau
pengujian hipotesis di mana dikumpulkan fakta-fakta empiris untukmenilai apakah
sebuah hipotesis didukung oleh fakta atau tidak.
Nazir (1988) dalam buku Metode
Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan metode ilmiah,
sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan serta
mendefinisikan masalah
Langkah
pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk
menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan serta jelas. Sampai
ke mana luas masalah yang akan dipecahkan.
2. Mengadakan studi kepustakaan
Langkah
kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya
yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. mencari bahan di
perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh seorang peneliti.
3. Memformulasikan hipotesa
Merupakan
jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang materinya
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah
hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk
menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang,
seperti ilmu ekonomi misalnya, pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka
analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat
juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisit
terdapat dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.
Pengujian
hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data
tersebut bisa saja data primer ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh
peneliti.
5. Mengumpulkan data
Peneliti
memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang
digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.
Teknik
pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih
serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode
percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri
oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan metode sejarah ataupun survei
normatif, data diperoleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questionair.
6. Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi
Setelah
data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa. Sebelum
analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah
analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk
analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa, maka perlu diberikan tafsiran
atau interpretasi terhadap data tersebut.
7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah
tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan,
dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini
harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima, ataukah
hipotesa tersebut ditolak. Apakah hubungan-hubungan antarfenomena yang
diperoleh akan berlaku secara umum ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya
saja.
8. Membuat laporan ilmiah
Langkah akhir dari suatu penelitian
ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari
penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula.
Metode ilmiah digunakan dalam
berbagai bidang, seperti :
Ilmu Biologi
Manajemen Informatika
Ilmu Komputer
Persahaman
Ilmu Sosial
Farmasi
Pertanian
Pendidikan
Ilmu Ekonomi
Ilmu Pengetahuan Alam
5.
Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode
Ilmiah:
a) Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau
aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang
bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus,
dll. merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam
ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta
adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
b) Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan
dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau
pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran
ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan
penalaran fenomena.
c) Sistematis yaitu adanya konsistensi dan
keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya
keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi
internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini
tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.
d) Andal yaitu dapat diuji kembali secara
terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan.
Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal.
e) Dirancang,Ilmu pengetahuan tidak berkembang
dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang
menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu
pengetahuan.
f) Akumulatif,Ilmu pengetahuan merupakan himpunan
fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada
kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar.
Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final,
sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.
Keunggulan metode ilmiah :
a)
Mencintai kebenaran obyektif,
bersifat adil dan hidup bahagia
b)
Kebenaran tidak absolut karena
kebenaran dicari secara terus menerus
Kengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah
percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses
yang teratur di alam
c)
Dengan ilmu pengetahuan kita
memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
d)
Dengan ilmu pengetahuan kita tidak
mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
e)
Dengan metode ilmiah kita tidak
mudah percaya tanpa bukti
f)
Dengan metode ilmiah kita jadi
memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut
ilmiah.
Kelemahan
Metode Ilmiah :
a) metode
ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib), dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan
timbangan yang jelas.
b) terlalu
bergantung pada objek yang ada
c) metode
ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah. Sebagai contoh
ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi adalah 35 derajat c, namun
apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring berubahnya cuaca dan
suhu
d) kurang
valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di suatu daerah akan
bisa di terapkan untuk daerah lain.
e) membutuhkan
waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.
f) membutuhkan
biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian memerlukan alat bantu berupa
peralatan yang menggunakan tehnologi canggih.
g) dapat
terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan dan bila muncul
teori lain yang dianggap lebih berguna
h) cenderung
kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio Dari uraian di atas dapat kita simpulkan
bahwa setiap teori selalu memiliki sisi positive dan negatif.
Kesimpulan
Metode
ilmiah atau proses ilmiah merupakan
proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan observasi serta membentuk hipotesis
dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang
dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Peranan metode ilmiah :
a.metode ilmiah berperan untuk
memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.sebagai landasan dalam melakukan
suatu penelitian ilmiah
c.berperan dalam memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu
ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Abdulloh, Taufik. Ilmu sosial dan
tantangan zaman.2006. Jakarta: Rajawali Press
Wallace, Walter L.Metoda logika Ilmu sosial.1994.
Jakarta : Bumi Aksara (diterjemahkan Drs.
Lailil Kodar)
http://pikiranmhsw.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-keterbatasan-metode.html